ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.

Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro
Melayu)

Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur
- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.
- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan
- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.

Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.

Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam, melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)



A.    Ras di Dunia

       Terkadang orang menganggap ras sama degan suku bangsa padahal keduanya berbeda. Ras itu sendiri merupakan penggolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik rumpun bangsa. Sedangkan, Suku Bangsa merupakan kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan khususnya bahasa.

Ras itu sendiri menurut para ahli diturunkan secara genetik yang akan membedakan satu kelompok dengan kelompok yang lain. Menurut Ralph Linton terdapat 4 ras besar di dunia, antara lain.
 

No.
Ras Utama
Sub Ras
Domisili
Ciri
Keterangan
1.
Ras Mongoloid
· Mongoloid Tenggara (Malayan Mongoloid)
· Mongoloid Siberia Selatan
· Mongoloid Asia Timur (Classic Mongoloid)
· Mongoloid Asia Utara
· Mongoloid Kutub
· Mongoloid Amerika
Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar (lepas pantai timur Afrika), beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania.
-Berambut hitam lurus
-Mempunyai tanda lahir (memar kebiruan pada bayi)
-Mempunyai lipatan pada mata yang disebut mata sipit
-Kulit kuning sampai sawo matang
-Bulu badan sedikit
Ras Mongoloid diambil dari nama Mongolia dimana sebagian besar berkulit kuning. Sehingga ras ini sering disebut pula ras ”kulit kuning”.
Tapi seperti orang Indian di Amerika berkulit merah bahkan orang Asia Tenggara berkulit coklat muda sampai coklat gelap.
l2.
Ras Kaukasoid
·    Indo-Iranian
·    Mediteranian
·    Alpin
·    Nordik
·    Baltik
·    Uralik
·    Armenik
·    Dinarian
Sebagian besar Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara.
Keturunannya menetap di daerah Australia, Amerika Utara, Sebagian Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Selandia Baru.
-Hidung Mancung
-Kulit pulit
-Rambut pirang sampai coklat kehitaman
-Kelompok mata lurus
Ras Kaukasoid disebut dengan ras ”kulit putih” tetapi orang Somalia dan Etiopia meskipun termasuk dalam ras Kaukasoid tetapi memiliki kulit hitam dan lebih mirip ras Negroid.
3.
Ras Negroid
·    Negroid Umum
·    Nilote
·    Negrito
·    Melanesian
Benua Afrika di sebelah selatan Gurun Sahara. Keturunannya mendiami daerah Amerika Utara, Selatan, Eropa, dan Timur Tengah.
- Berkulit hitam
-Tinggi
-Berambut Keriting
-Bibir tebal
-Kelopak mata lurus

4.
Ras Austroloid
·      Austroloid Khusus
·      Weddoid
India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia.
- Berambut hitam
- Keriting
- Berkulit Hitam
Tetapi untuk suku Aborigin (Australia) berambut pirang dan lurus.
Orang Malaysia berkulit cenderung putih.

Selain keempat ras tersebut terdapat pula ras khusus seperti Polinesia, Melanesia, Mikronesia, Ainu, Dravida, Bushmen.

 B.  Persebaran ras di Indonesia

Persebaran ras di Indonesia sudah ada sejak zaman es. Pada zaman es wilayah Indonesia bagian barat masih bersatu dengan benua Asia sedangkan daerah bagian timur bersatu dengan benua Australia.  Pada masa itu telah tersebar 2 ras di Indonesia, yaitu :

Ras Mongoloid

Ras ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es ini ras mongoloid tersebar di daerah Indonesia bagian Barat meliputi pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran sebagai berikut.

Dari Mongolia menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian barat.
Semua ditempuh melalui jalar darat sebab saat itu bagian barat Indonesia masih bersatu dengan benua Asia Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya terbentuklah pulau-pulau di Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Kalimantan dan Jawa, daratan yang menjadi lautan disebut paparan sunda.

Ras Austroloid

Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian Jaya. Persebaran ke daerah inipun dilakukan melalui darat sebab saat itu papua masih bersatu dengan benua Australia perkembangannya daratan yang menjadi lautan disebut paparan sahul.

Sementara itu daerah di zone Wallacea seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku merupakan daerah penyaringan bagi migrasi manusia dan fauna dari paparan sunda ke paparan sahul maupun sebaliknya sehingga sangat terbatas sekali ras yang dapat masuk ke wilayah ini.

Jadi awalnya ras nenek moyang bangsa Indonesia adalah ras Mongoloid dan ras Austroloid.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :

Migrasi pertama, Ras Negroid

Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting.
Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua.
Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), sertasuku Papua melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
 
Migrasi kedua, Ras Weddoid

Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting.
Ras ini datang dari India bagian selatan.
Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).

Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya, yaitu.

1)     Jalur pertama

Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi.

Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).

2)     Jalur kedua

Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).

Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.

Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.


Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai macam suku dengan beraneka ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.
Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.

      Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm,
      Berat badan berkisar antara 30-75 kg,
      Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam,
      Warna rambut antara coklat dan hitam,
      Bentuk rambut antara lurus dan keriting.


Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Manusia purbe berkembang dalam hal Budaya, Biologi, dan geografi. Species Homo erectus yang ditemukan di Indonesia sekitar 2 juta tahun lalu, ketika curah hujan di dataran Sunda dan Sahul sangat besar
Kehidupan Awal Manusia
Sejarah perkembangan bumi berdasarkan kulit bumi
  1. Zaman Arkaekum:
Bumi masih dalam proses pembentukan menjadi padat, suhu bumi sangat tinggi. TIdak ada kehidupan sama sekali
  1. Zaman Paleozoikum:
Suhu bumi mulai mendingin, mulai muncul tanda tanda kehidupan, mikroorganisme, sedikit ikan, reptile.
  1. Zaman Mesozoikum:
Perkembangan mahluk hidup mulai berkembangan dengan pesat. Mulai muncul berbagai jenis ikan dan reptile, serta reptile raksasa.
  1. Zaman Neozoikum:
Kehidupan berkembang lebih pesat sehingga dibagi menjadi 2
  1. Zaman Tertier:
Mulai Berkembang pesat mahluk hidup, tanaman hijau, berbagai kera, babi, kuda, Gigantropus.
    1. Zaman Kuarter:
Zaman penting. Tanda tanda kehidupan manusia mulai muncul. Zaman ini dibagi menjadi 2 lagi
        • Kala Plestocen:
Disebut juga zaman es. Mulai muncul manusia Purba, suhu bumi sangat rendah, hanya yang memiliki rambut tebal di seluruh tebal dapat bertahan.
        • Kala Holocen:
Disebut juga zaman banjir. Mulai muncul manusia cerdas, mulai memikirkan cara beradaptasi.
Dari zaman Plestocen ke Holocen banyak daratan yang terpisah, termasuk daratan Indnesia. Indonesia bagian barat terpisah dari Asia disebut paparan sunda. Sedangkan Indonesia bagian timur terpisah dari Australia membentuk paparan Sahul. Perpindahan ini mungkin disebabkan karena naiknya air laut akibat es yang mencair.

Perkembangan Kebudayaan Masyarakat Awal Indonesia pada Zaman Batu
Zaman Paleolithikum (berlangsung selama kala Holocen)
  • Ciri Kehidupan
    1. Hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan, serta menangkap ikan
    2. Alat masih kasar
    3. Berpindah – pindah (nomaden)
    4. Hidup berkelompok (3-10 orang)
  • Hasil Kebudayaan
    1. Kebudayaan Pacitan
      1. Kapak genggam
      2. Kapak perimba
      3. Alat serpih
    2. Kebudayaan Ngandong
      1. Alat dari tulang dan tanduk rusa (penusuk, pengorek, dsb)
      2. Flakes/serpih bilah dari batu indah
      3. Lukisan di gua berupa tapak tangan dan babi hutan
  • Pendukung Kebudayaan
    1. Pithecanthropus erectus
    2. Megantropus paleojavanicus
    3. Homo soloensis
    4. Homo wajakensis
Zaman Mesolithikum (berlangsung selama kala Plestocen)
  • Ciri Kehidupan
    1. Hidup semi sedenter
    2. Pengembangan dari alat – alat zaman Paleolithikum
    3. Bercocok tanam dengan sederhana, dan dilakukan berpindah – pindah.
  • Hasil Kebudayaan
    1. Kebudayaan Pebble
      1. Kjokken moddinger
      2. Pebble
      3. Hachecourt
    2. Kebudayaan bone
      1. Banyak ditemukan alat – alat dari tulan
    3. Kebudayaan Flakes
      1. Abis sous roche
      2. Flakes dan ujung panah dari batu indah
    4. Kebudayaan Bac Son hoa Binh
      1. Kebudayaan pebble dan perunggu
  • Pendukung Kebudayaan
    1. Homo sapiens ras Papua melanosoid.
Zaman Neolithikum (Dijadikan dasar kebudayaan Indnesia karena penginggalan kebudayaan zaman ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia)
  • Ciri Kehidupan
    1. Hidup dengan bertempat tinggal di rumah sederhana / mulai membentuk perkampungan
    2. Hidup dengan bercocok tanam dan beternak
    3. Alat – alat sudah halus
  • Hasil Kebudayaan
    1. Kapak persegi
    2. Kapak batu
    3. Kapak lonjong
    4. Alat – alat perhiasan
    5. Tembikar
    6. Gerabah
  • Pendukung Kebudayaan
    1. Homo sapiens ras proto melayu (pendukung kebudayaan kapak persegi)
    2. Homo sapiens ras Papua Melanosoid (pendukung kebudayaan kapak lonjong)
Zaman Megalithikum
  • Ciri Kehidupan
    1. Dapat membuat kebudayaan dari batu – batu besar
    2. Mulai mengenal system kepercayaan
    3. Berkembang sejak zaman Neolithikum sampai zaman perunggu
  • Hasil Kebudayaan
    1. Menhir
    2. Dolmen
    3. Sakrofagus
    4. Waruga
    5. Punden berundak
    6. Peti kubur batu
  • Pendukung Kebudayaan
    1. Homo sapiens ras proto melayu
    2. Homo sapiens ras Papua Melanosoid
Perkembangan budaya zaman logam
Dibagi 3:
  • Tembaga
  • Perunggu
  • Besi

Teknik pengolahan logam
  1. Teknik Bivalve (Teknik menggunakan 2 cetakan)
Proses: 2 cetakan disediakan à ikat cetakan yang satu dengan yang lain namun sisakan rongga à isi rongga dengan cairan perunggu à kemudia dinginkan dan bekukan cairan à setelah beku, kedua cetakan dilepas à jadilah benda perunggu.
  1. Teknik A cire Perdue (Teknik menggunakan model lilin)
Proses: Sediakan model dari lilin à lilin dilapisi dengan tanah liat dan bagian bawah diberi lubang à llin dan tnah liat dipanasi hingga meleleh à seteleh lilin meleleh maka ada rongga dalam tanah liat à rongga diisi cairan perunggu à tunggu cairan beku à lapisan tanah liat dibuang à jadi benda perunggu.
Kala
Jenis Manusia
Kala Holocen
Homo Sapiens (manusia cerdas)
Kala Plestocen atas
Homo Soloensis

Homo Wjakensis
Kala Plestocen tengah
Pithecantropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak)
Kala Plestocen bawah
Pithecantropus robustus (manusia kera yang kuat)
Pithecantropus mojokertensis (manusia kera dari mojokerto)
Megantrophus paleojavanicus (manusia kera besar dari Jawa)

Nenek moyang Indonesia dan persebarannya
Nenek moyang kita berasala dari Yunan selatan. Orang – orang itu bermigrasi dari pulau ke pulau dengan perahu bercadik untuk sampai ke pulau pulau sebelah selatan (AUSTRONESIA).
Austro = Selatan ; Nesia = Pulau.
Orang – orang yang berlayar sampai ke kepulauan nusantara disebut bangsa melayu.


Bangsa Melayu
  • Dari arah Yunan selatan (bangsa Proto melayu)
  • Dari arah dongson (Bangsa Deutero melayu)


Proto Melayu
Deutero Melayu
Waktu Masuk
Masuk 1500 SM
Masuk 500 SM
Jalur Masuk
Melalui 2 jalur
  • Barat: melayu à Sumatra
  • TImur: filiphina à sulawsi utara
Melalui Jalur Barat: melayu à Sumatra
Masa kebudayaan
Neolithikum
Zaman Perunggu
Peninggalan
  • Kapak persegi (dari barat)
  • Kapak Lonjong (dari timur)
  • Kapak Corong
  • Nekara
Keturunan
Batak & Toraja
Jawa, sumatera, & Kalimantan
Ras Di Indonesia dibagi menjadi 2:
Ras Mongoloid
Ras Austromelanosoid
  • Orang – orang yang tinggal di utara & barat
  • Bangsa proto melayu dan deuteron melayu masuk dalam ras ini.
  • Ciri – cirri:
  1. Kulit: Kuning – kecoklatan
  2. Mata: Agak sipit
  3. Hidung: Sedang
  4. Bentuk wajah: Bulat
  5. Dahi: lurus
  • Orang – orang yang tinggal di utara & barat
  • Bangsa proto melayu dan deuteron melayu masuk dalam ras ini.
  • Ciri – cirri:
  1. Kulit: kecoklatan - gelap
  2. Mata: bulat
  3. Hidung: besar
  4. Bentuk wajah: lonjong
  5. Dahi: menonjol ke depan

Teori Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat.

Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:

1. Prof. Dr. H. Kern
dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa-bahasa yang digunakan di daerah-daerah tersebut berasal dari satu akar bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, nama- nama binatang dan alat-alat perang.

2. Van Heine Geldern
berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan peninggalan- peninggalan kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.

3. Prof. Mohammad Yamin 
 berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefak- artefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia purba?



4. Hogen
berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Banga ini bercampur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.

Berdasarkan penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan, Kern berkesimpulan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa. Namun, sebelum nenek moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini telah ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa-bangsa ini hingga sekarang menempati daerah- daerah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah Australia.

Sementara, sekitar tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di Campa terdesak oleh bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Mereka berpindah ke Kamboja dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Semenanjung Malaka dan daerah Filipina. Dari Semenanjung Malaka, mereka melanjutkan perjalanannya ke daerah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan mereka yang berada di Filipina melanjutkan perjalanannya ke daerah Minahasa dan daerah-daerah sekitarnya.




Comments

Popular posts from this blog

Penginderaan Jauh

Penelitian Geografi