Keterampilan Abad 21

Perubahan  peradapan  menuju  masyarakat  berpengetahuan  (knowledge society). menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu mampu  memahami  dan memanfaatkan  teknologi  informasi dan  komunikasi (ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun  masyarakat  berpengetahuan  yang  memiliki  keterampilan:  
  1. Melek teknologi  dan  media;  
  2. Melakukan  komunikasi  efektif
  3. Berpikir  kritis
  4. Memecahkan masalah
  5. Berkolaborasi. 

Akan tetapi persoalan ICT Literacy ini dalam  masyarakt  kita  masih  masalah  mendasar  bagi  upaya  menuju  masyarakat informasi.  Rendahnya  tingkat  ICT  Literacy,  terutama  pada  masyarakat  pedesaan menjadi faktor signifikan terhadap menetapnya fenomena kesenjangan informasi di Indonesia.

Dengan  hadirnya  ICT  dunia  pendidikan  bisa  membawa  dampak  positif apabila teknologi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi bisa menjadi masalah baru apabila  lembaga pendidikan tidak siap. Untuk itu, perlu dilakukan suatu kajian tentang dampak positif dan negatif dari pemanfataan Teknologi  Komunikasi  dan  Informasi  (ICT)  sebagai  media  komunikasi  untuk meningkatkan  kualitas  pendidikan.  Hasil  penelitian  Kurniawati  et,al  (2005) menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain (Pujiriyanto, 2012) : 
  1. Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber  belajar  alternative
  2. Bagi  siswa  dapat  memperjelas  materi  yang  telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik
  3. Cara  belajar  lebih  efisien
  4. Wawasan  bertambah
  5. Mengetahui  dan mengikuti  perkembangan  materi  dan  info-info  lain  yang  berhubungan  dengan bidang studi
  6. Membantu siswa melek ICT 
Kuatnya  logika  media  itu  kemudian  membawa  konsekuensi  terhadap perubahan pola dan moda belajar pada lembaga strategis seperti sekolah. Misalnya, hubungan guru dan murid dan aktivitas belajarnya tidak lagi bergantung pada satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah, akan tetapi juga mau tidak mau harus menerima kehadiran media baru berbasis internet dan web ini sebagai sumber belajar. Karakter media baru sebagai penyedia konten (isi) begitu besar dan bahkan tidak terbatas jauh melebihi gudang pengetahuan yang disediakan pada lingkungan sekolah. Aksesnya pun terbuka lebar karena tata kelola informasinya sangat canggih dan sangat mudah dan cepat diakses oleh siswa dalam aktivitas belajar. Sekarang ini pokok-pokok bahasan yang diajarkan guru pada ruang kelas, akan dengan mudah dikonfirmasikan  melalui  google  atau  pun  yahoo  yang  begitu  banyak  dan  mudah menyediakan informasi pengetahuan yang relevan dengan pembelajaran di sekolah. Lebih dari itu, media baru juga menyediakan aplikasi pembelajaran secara virtual yang mirip dengan pembelajaran di ruang kelas pada setiap sekolah. 

Akan tetapi, kehadiran media baru ini juga menghadirkan berbagai persoalan yang  berkait  dengan  perilaku  belajar  siswa  dan  sikap  guru  terhadap  maraknya pembelajaran  digital  ini.  Sebut  saja  misalnya  tentang  sikap  minimalis  dan pragmatisme  belajar  siswa  yang  sangat  fenomenal  seperti  ketergantungan  pada google  atau  yahoo  setiap  kali  menghadapi  masalah  atau  pun  penugasan  dalam pembelajaran di kelas. Sikap guru pun masih variatif dalam menghadapi hadirnya media  baru  dan  mediatisasi  pembelajaran  ini  karena  terkait  kesenjangan keterampilan  dan  pengetahuan  tentang  media  baru,  yang  masuk  dalam  generasi digital imigrant  yang harus menghadapi murid yang masuk dalam kategori  digital native.

Comments

Popular posts from this blog

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Penginderaan Jauh

Penelitian Geografi